BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan
diri dan dunianya, telah mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global
membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk
mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari
kondisi global telah mendorong manusia untuk terus berfikir, meningkatkan
kemampuan, dan tidak puas terhadap apa yang dicapainya pada saat ini. Adapun
dampak negatif dari globalisasi, terjadinya keresahan hidup di kalangan
masyarakat yang semakin meningkat karena banyaknya konflik, stress, kecemasan,
dan frustasi.Dengan demikian, kita harus sadar bahwa hidup dan kehidupan kita
berhiaskan masalah, baik masalah yang datang dari diri kita sendiri maupun
masalah yang datang dari luar. Namun, dengan niat yang kuat serta pemberian
bantuan dari konselor dalam lingkup bimbingan konseling maka akan berhasil
menyelesaikan (to solve) masalah-masalah yang dihadapi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian konseling?
2.
Apa tujuan Konseling?
3.
Apa fungsi
konseling?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah bimbingan konseling
sebagai berikut:
1.
Mengetahui pengertian konseling.
2.
Mengetahui tujuan konseling.
3.
Mengetahui fungsi dari konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Konseling
Kata konseling (counseling) berasal dari kata
counsel dari bahasa latin counselium artinya "bersama" atau
"bicara bersama". “Berbicara bersama-sama adalah pembicaraan konselor
(counselor) dengan seorang atau beberapa klien (counselor). Counselium berarti
"people coming together to gain an understanding of problem that beset
them were evident".
Sedangkan menurut para ahli, koseling adalah sebagai
berikut:
1.
Menurut Schertzer dan Stone (1980)
Konseling adalah upaya
membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara
konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu
membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya
sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.
2.
Menurut Jones (1951)
Konseling adalah kegiatan
dimana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada
masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan. Dimana ia diberi panduan pribadi dan langsung
dalam pemecahan untuk lkien. Konseling harus ditujukan pada perkembangan yang
progresif dari individu untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa
bantuan.
3.
Prayitno dan Erman Amti (2004:105)
Konseling adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli
(disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah
(disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
4.
Menurut A.C. English dalam Shertzer & Stone (1974)
Konseling merupakan proses
dalam mana konselor membantu konseli (klien) membuat interprestasi tentang
fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau
penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuatnya.
5.
Menurut APGA (American Personel Guidance Association)
dalam Prayitno (1987:25)
Konseling adalah hubungan
antara seorang individu yang memerlukan bantuan untuk mengatasi kecemasannya
yang masih bersifat normal atau konflik atau masalah pengambilan keputusan.
6.
Menurut Talbert (1959)
Konseling adalah hubungan
pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor
melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya,
menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri
sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat
ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk
kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana
memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.
7.
Menurut Cavanagh
Konseling merupakan "a relationship
between a trained helper and a person seeking help in which both the skills of
the helper and the atmosphere that he or she creates help people learn to
relate with themselves and others in more growth-producing ways". Hubungan
antara seorang penolong yang terlatih dan seseorang yang mencari pertolongan,
di mana keterampilan si penolong dan situasi yang diciptakan olehnya menolong
orang untuk belajar berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain dengan
terobosan-terobosan yang semakin bertumbuh (growth-producing ways).
8.
Menurut Tohari Musnawar (1992)
Konseling dalam Islami
adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali akan
eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya hidup selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga mencapai kebahagiaan di dunia dan
diakhirat. Kesemuanya berlandaskan kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sebab
keduanya merupakan sumber pedoman kehidupan umat Islam.
9.
Menurut ASCA (American School Conselor
Association)
Konseling adalah hubungan
tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian
kesempatan dari konselor kepada klien. Konselor mempergunakan pengetahuan dan
keterampilannya untuk membantu klien mengatasi masalah-masalahnya.
10. Menurut Pepinsky &
Pepinsky, dalam Schertzer dan Stone (1974)
Konseling merupakan
interaksi yang (a) terjadi antara dua orang individu ,masing-masing disebut
konselor dan klien ; (b) terjadi dalam suasana yang profesional (c) dilakukan
dan dijaga sebagai alat untuk memudah kan perubahan-perubahan dalam tingkah
laku klien.
11. Menurut Smith dalam
Sertzer & Stone (1974)
Konseling merupakan proses
dalam mana konselor membantu konseli (klien) membuat interprestasi tentang
fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau
penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuatnya.
12. Menurut Division of
Conseling Psychology
Konseling merupakan suatu
proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya
dan untuk mencapai perkembangan yang optimal kemampuan pribadi yang
dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi setiap waktu.
13. Menurut Blocher dalam
Shertzer & Stone (1969)
Konseling adalah membantu
individu agar dapat menyadari dirinya sendiri dan memberikan reaksi terhadap
pengaruh-pengrauh lingkungan yang diterimanya, selanjutnya, membantu yang
bersangkutan menentukan beberapa makna pribadi bagi tingkah laku tersebut dan
mengembangkan serta memperjelas tujuan-tujuan dan nilai-nilai untuk perilaku
dimasa yang akan datang.
14. Menurut Berdnard &
Fullmer (1969)
Konseling merupakan
pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,
motivasi, dan potensi-potensi yang unik dari individu dan membantu individu yang
bersangkutan untuk mengapresiasikan ketiga hal tersebut.
15. Menurut Lewis, dalam
Shertzer & Stone (1974)
Konseling adalah proses
mengenai seseorang individu yang sedang mengalami masalah (klien) dibantu untuk
merasa dan bertingkah laku dalam suasana yang lebih menyenangkan melalui
interaksi dengan seseorang yang bermasalah yang menyediakan informasi dan
reaksi-reaksi yang merangsang klien untuk mengembangkan tingkah laku yang
memungkinkan kliennye berperan secara lebih efektif bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.
16. Menurut Pietrofesa
Konseling merupakan tatap
muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian
kesempatan dari konselor kepada konseli.
17. Menurut Winkell (2005 :
34)
Konseling merupakan
serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli /
klien secara tatap muka langsung dengan tujuan agar klien dapat mengambil
tanggung jawab sendiri terhadap bebagai persoalan atau masalah khusus maka
masalah yang dihadapi oleh klien dapat teratasi semuanya.
B.
Tujuan Konseling
Tujuan konseling berdasarkan penanganan oleh
konselor dikemukakan oleh Shertzer dan Stone yang dikutip oleh Mc Leod (2004)
dapat diperinci sebagai berikut:
1.
Mencapai kesehatan mental yang positif
Apabila kesehatan mental tercapai maka individu memiliki
integrasi, penyesuaian, dan identifikasi positif terhadap orang lain. Individu
belajar menerima tanggung jawab, menjadi mandiri, dan mencapai integrasi
tingkah laku.
2.
Keefektifan
individu
Seseorang diharapkan mempunyai pribadi yang dapat
menyelaraskan diri dengan cita-cita, memanfaatkan waktu dan tenaga serta
bersedia mengambil tanggung jawab ekonomi, psikologis, dan fisik.
3.
Pembuatan
keputusan
Konseling membantu individu mengkaji apa yang perlu
dipilih, belajar membuat alternatif-alternatif pilihan, dan selanjutnya
menentukan pilihan sehingga pada masa depan dapat membuat keputusan secara
mandiri.
4.
Perubahan
tingkah laku
Dalam pendapat lain mengatakan, bahwa tujuan
dilakuaknnya konseling adalah sebagi berikut:
1.
untuk membantu seseorang dalam memecagkan
masalah
- membantu untuk meningkatkan kemampuan dan keefektifan individu dalam mengambil keputusan
- membantu seseorang untuk mengurangi dan mengendalikan perasaan takut, tertekan demi mencapai kesehatan mental
- mengubah perilaku negatif menjadi positif dan segala perilaku yang merugikan seseorang dan lingkungannya
Sedangkan
pendapat lainnya mengatakan, bahwa tujuan diadakannya konseling adalah sebai
berikut:
1.
Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan
Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana
dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun 1989
(UU No. 2/1989), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas,
yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan (Depdikbud, 1994 : 5).
2.
Tujuan Khusus
Secara khusus layanan
Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai
tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.
Bimbingan pribadi – sosial
dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi – sosial dalam
mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri, dan bertanggung-jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai
tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan untuk
mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.
C.
Fungsi Konseling
Konseling memiliki fungsi tersendiri bagi
satiap aspek kehidupan seseoarang, diantaranya adalah:
1.
Fungsi Pencegahan
Konseling dilakukan untuk
mencegah kembali timbulnya masalah atau gangguan-gangguan psikologis pada diri
pasien
2.
Fungsi Penyesuaian
Diadakaannya sutu
konseling berfungsi untuk membantu seseoang dalam menyeseukain diri terhadap
perubahan lingkungannya yang disebabkan oleh :
a.
perubahan biologis klien
b.
perubahan psikologis klien, atau
c.
perubahan sosial yang
terjadi pada diri pasien
3.
Fungsi Perbaikan
Konseling yang dilakukan
seseorang berfungsi untuk memperbaiki perilaku – perilaku klien yang menyimpang
dan merugikan dirinya sendiri dan orang di sekitarnya.
4.
Fungsi Pengembangan
Konseling berfungsi untuk
membantu klien dalam mengembangkan pengetahuan dan kemampuan klien dalam
menghadapi dan mengatasi masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar