Makalah
Sejarah
Peradaban Islam II
Tentang
Gambaran
Umum Sejarah
Peradaban
Islam Abad Pertengahan
Oleh:
Agus Salmi: 11 101 041
Dosen:
Dra. Fatmawati, M.Ag
Yanti Mulia Rosa, SS, M.Ag
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI-B)
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BATUSANGKAR
2012
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum
wr.wb.
Puji
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa mencurahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada setiap hamba-Nya. Sehingga dengan rahmat dan hidayah-Nya
pemakalah dapat menyelesaikan ini. Shalawat serta salam pemakalah mohonkan
kepada Allah SWT agar senantiasa disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. yang
telah membawa umatnya dari alam kebodohan kepada alam yang penuh ilmu
pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Dalam
makalah ini, penulis banyak menemukan kesulitan. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan yang ada pada diri penulis. Namum berkat rahmat dan hidayah Allah
SWT. serta bantuan dari berbagai pihak
akhirnya pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini.
penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Pemakalah
mengharapkan kritikan dan masukan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu`alaikum
wr.wb.
Batusangkar,
12 September 2012
Pemakalah
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sudah menjadi sunatullah bagi manusia sebagai hamba Allah dimuka
bumi yang memiliki sifat-sifat kelebihan dan kekurangan, tidak hanya terjadi
terhadap manusia saja bahkan kepada makhluk yang lain pun seperti itu. Islam
sebagai agama Tuhan yang diturunkan kemuka bumi lewat orang-orang yang
dipercaya keshalehannya oleh
Tuhan untuk disebarkan di muka bumi dengan tujuan supaya manusia kembali
kefitrahnya sebagai makhluk yang menghamba kepadaNya.
Islam pertama kali muncul yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW sangat menarik dan santun sehingga banyak orang yang berbondong-bondong
masuk Islam (QS: 110: 2), ketika Islam dipimpin para khalifah yang empat, Islam
mengalami perluasan-perluasan wilayah, sehingga Islam tidak hanya dianut oleh
orang-orang arab dan sekitarnya. Sepeninggalnya para khalifah yang empat Islam
dipimpin dinasti umayah yang berfokus pada pembenahan administrasi Negara.
Sedangkan ketika dinasti abbasiyah maju sebagai pimpinan,
Islam mengalami kemajuan-kemajuan dalam bidang sains dan teknologi yang
diambilkan dari al-Quran yang berkaiatan dengan ayat-ayat kauniyah (alam
semesta) yang dipadukan dengan filsafat yunani. Tetapi setelah beberapa abad lamanya
Islam mengalami kemunduran sehingga tradisi keilmuan pindah ke negeri barat.
Dalam garis besarnya Islam dibagi ke dalam tiga periode
besar yaitu periode klasik, periode pertengahan dan periode modern. Dalam hal
ini pemakalah akan membahas dan mengkaji tentang sejarah peradaban Islam pada
abad pertengahan.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana keadaan Islam pada abad pertengahan?
2.
Apa penyebab kemunduran umat Islam pada abad pertengahan?
3.
Bagaimana keadaan daerah-daerah Islam pada phase kemunduran?
4.
Bagaimana keberadaan tradisi intelektual Islam pada abad petengahan?
C.
TUJUAN
PENULISAN
1.
Untuk mengetahui keadaan Islam pada abad pertengahan.
2.
Untuk mengetahui kemunduran umat Islam pada abad pertengahan.
3.
Untuk mengetahui keadaan daerah-daerah Islam pada phase kemunduran.
4.
Untuk mengetahui keberadaan tradisi intelektual Islam pada abad
pertengahan.
D.
METODE
PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini penulis hanya menggunakan
kajian pustaka, yaitu dengan cara meramu dan membandingkan pendapat-pendapat
yang ada di buku.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Periode Abad Pertengahan
1.
Phase Kemunduran
a. Bangsa Mongol dan Dianasti Ilkhan
Menurut Ahmad Syalabi dalam (Badri Yatim, 2003:111)
mengemukakan bahwa bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang
membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan, Manchuria
Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang merea bernama Alanja Khan, yang
mempunyai dua putra kembar, Tatar dan Mongol. Kedua Putra ini melahirkan dua
suku bangsa besar, Mongol dan Tartar.
Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan pempimpin
bangsa Mongol di kemudian hari.
Pada tahun 1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan
sekitar 200.000 orang tiba di salah sati pintu Baghdad. Dan pada saat itu
khalifah terakhir bani Abbasiyyah bernama al-Mu`tasim benar-benar tidak kuasa
membendungnya. Dan merupakan akhir dari masa kekuasaan bani Abbasiyyah.
Setelah kekuasaan Bani Abbasiyah berakhir, Baghdad dan
daerah-daerah yang ditaklukkan oleh Hulagu Khan
selanjutnya diperintahkan oleh dinasti Ilkhan, Ilkhan adalah gelar yang
diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai oleh dinasti ini adalah daerah
yang terletak antara Asia kecil di barat dan di India Timur dengan ibu kota
Tabriz. Dengan demikian umat Islam dipimpin oleh Hulagu Khan yang beragama Syamanism.
Hulagu meninggal pada tahun 1265 M dan diganti oleh anaknya, Abaga (1265-1282
M) yang masuk Kristen, baru rajanya yang ketiga, Ahmad Teguder (1282-1284 M),
yang masuk islam.
b. Serangan-serangan Timur Lenk
Setelah lebih dari satu abad Umat Islam menderita dan
berusaha bangkit dari kehancuran akibat serangan bangsa mongol di bawah Hulagu
Khan, malapetaka yang tidakmkurang dahsyatnya datang kembali juga dari
keturunan bangsa Mongol. Ini berasal dari Dinasti Ilkhan, walaupun sudah
memeluk Islam tapi kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat pada diri
mereka. Serangan ini dipimpin oleh Timur Lenk.
Pada Tahun 1381 M ia menyerang dan berhasil menaklukkan
Khurasan. Setelah itu ia melakukan kenegeri lain dan berhasil menduduki
negeri-negeri di Afghanistan, Persia, Fars dan Kurdistan. Disetiap negeri yang
ditaklukkannya, ia membantai penduduk yang melakukan perlawanan. Di Sabzawar,
Afghanistan, bahkan ia membangun menara yang disusun dari 2000 mayat yang
dibalut dengan batu dan tanah liat (Encyclopaedia Americana dalam BadriYatim,
2003:120).
Di wilayah lain yaitu di Isfahan, Iran, ia membantai
lebih urang 70.000 penduduk. Kepala-kepala dari mayat-mayat itu dipisahkan
dari tubuhnya dan disusun menjadi menara (Encyclopaedia
Americana dalam BadriYatim, 2003:120). Dari sana ia melanjutkan ekspansinya ke
irak, syria dan Anatolia (Turki). Tahun 1393 M ia menghancurkan dinasti
Muzhaffari di Fars dan membantai amir-amirnya yang masih hidup. Pada tahun itu
pula Baghdad di jarahnya, dan setahun kemudian ia berhasil menduduki
Mesopotamia. Penguasa Baghdad waktu itu Sultan Ahmad Jalair, melarikan diri ke
Syiria. Ia kemudian menjadi Vassal dari sultan Mesir, Al-Malik Al-Zahir Barquq.
Penguasa dinasti Mamalik yang berpusat di mesir ini adalah satu-satunya raja
yang tidak mau dan tidak berhasil ditundukkannya. Utusan-utusan Timur Lenk yang
dikirim ke Mesir untuk perjanjian damai, sebagian dibunuh dan sebagian lagi
diperhinakan, kemudian disuruh pulang ke Timur Lenk, (Hamka dalam Badri Yatim,
2003:120). Menurut Phlip K. Hitti (dalam Badri Yatim, 2003:120) mengemukakan
bahwa Timur Lenk kemudian melancarkan invansinya ke daerah Asia kecil menjarah
kota Eddesa, Takrit, Mardin dan Amid. Di Takrit tempat kelahiran Salahudin
al-Ayyubi ia membangun sebuah piramida dari tengkorak kepala korban-korabnnya.
Pada Tahun 1401 M ia memasuki daerah Syria bagian utara.
Tiga hari lamanya Allepo dihancurleburkan. Kepala dari 20.000 penduduk di buat
paramida setinggi sepuluh hasta dan kelilingnya dua puluh hasta dengan wajah
mayat menghadap keluar. Banyak bangunan sekolah dan masjid yang berasal dari
Zaman Nuruddin Zanki dan Ayyubi dihancurkan. Dan Timur Lenk juga menyerang kerajaan
Usmani dan peperangan pun terjadi yang dimenangkan oleh pihak Timur Lenk.
c. Dinasti Mamalik di Mesir
Negeri yang selamat dari serangan-serangan bangsa mongol,
baik dari serangan Hulagu Khan mapun Timur Lenk adalah Mesir yang berada di
bawah kekuasaan Bani Mamalik. Bani Mamalik adalah bani yang didirikan oleh para
budak yaitu jamak dari kata mamluk. Yaitu mereka yang ditawan oleh oleh
penguasa pada masa dianasti Ayyubiyah kemudian dididik menjadi tentaranya
mereka dikelompokkan sendiri yang terpisah dari masyarakat.
Kemunduran dinasti mamalik disebabkan karena para sultan
tidak lagi memperhatikan kesejahtraan rakyatnya mereka lebih mementingkan
dirinya sendiri, menerapkan pajak yang sangat memberatkan rakyat.
2.
Phase Kerajaan Besar
Setelah khalifah Abbasiyah di Bafhdad runtuh
akibat serangan tentara Mongol, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran
secara drastis. Wilayah kekuasaan Islam tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan
kecil yang satu sama lain bahkan saling memerangi. Beberapa penginggalan budaya
da peradaban Islam banyak yang hancur akibat serang bangsa Mongol. Namun,
kemalanga tidak berhenti sampai disitu. Timur Lenk, sebagaimana telah
disebutkan bahwa Timur Lenk menghancurkan pusat-pusat kekuasaan yang Lainnya.
a. Kerajaan Usmani
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah
oghuz yang mendiami daerah mongol dan daerah utara negeri Cina.mereka masuk
islam sekitar abadkesembilan atau keesepuluh,ketika mereka menetap di Asai
tengah. Dibawah tekanan serangan mongol pada abad 13 M, mereka melarikan diri
ke arah barat dan mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara mereka,
dibawah pimpinan Ertoghrul, mereka mengabdikan diri pada sultan Alaudin II,
sultan saljuk yang kebetulan sedang melawan Bizantium. Berkat bantuan mereka,
sultan Alauidin mendapat kemenangan. Atas jasa baik itu, Alaudin menghadiahkan
sebidang tanah di asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium.
Ertoghul meninggal dunia tahun 1289 M. Kepemimpinan
dilanjutkan putranya Usman. Putra Ertoghul yang di anggab sebagai pendiri
kerajaan Usmani. Usman memerintah antara tahun 1290 dan 1326 M. Pada tahun 1300
M, bangsa Mongol menyerang kerajaan Saljuk dan Sultan Alaudin terbunuh.
Kerajakan Saljuk ini kemudian terpecah dalam kerajan-kerajaan kecil. Utsman pun
menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerak yang dimilikinya. Sejsk
itulsh kerajaan Utsmani berdiri.
Setelah Utsman mengumumkan dirinya sebagai raja besar
keluarga Utsman tahun 66 H (1300 M) setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat
di perluasnya. Ia menyerang perbatasan Bizantium dan menaklukan kota Broessa
tahun 1317, kemudian dijadikan ibukota kerajaan (1326 M).
b. Kerajaan Safawi
Ketika kerajaan Usani mencapai puncak kemajuannya
kerajaan Safawi di Persia baru berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat.
Dalam perkembangannya, kerajaan Safawi sering bentrok dengan Turki Usmani.
Kerajaan menyatakan Syiah sebagai mazhab negara. Karena
itu, kerajaan ini dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuk negara
Iran.
Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang
beridiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan. Tarekat ini diberi nama tarekat
Safawiyah, didirikan pada waktu yang hampir bersamaan dengan beridirinya
kerajaan Usmani. Nama Safawiyah, diambil dari nama pendirinya, Safi al-Din
(1252-1334M).
Shafi al-Din berasal dari keturunan orang yang berada dan
memilih Sufi sebagai jalan hidupnya. Ia keturunan dari Imam Syi`ah yang ke-6,
gurunya bernama Syech Taj al-Din Ibrahim Zahidi (1216-1301M) yang dikenal
dengan julukan Zahid al-Gilani.
c. Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal letaknya di India dan Delhi sebagai
Ibukotanya. Berdiri
seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi. Didirikan oleh Zahiruddin
Babur (1482-1530 M), salah satu
dari cucu Timur Lenk. Ia bertekad ingin menguasai Samarkhan yang menjadi kota
penting di Asia Tengah pada masa itu. Maka pada tahun 1494 ia berhasil
menaklukkannya berkat bantuan raja Ismail I, raja safawi. Pada tahun 1504 M ia juga dapat menaklukkan
Kabul, ibukota Afganistan. Kerajaan-kerajaan Hindu di India juga dapat
ditaklukkannya. Babur meningal
pada tahun 1530 M. diagnti oleh anaknya Humayun.(1530-1556 M) dapat
menggabungkan Malwa dan Gujarat ke daerah-daerah yang telah dikuasainya.
Humayun meninggal karena terjatuh di tangga perpustakaannya (1556 M), diganti oleh anaknya, Akbar. Akbar (1556-1606 M) dapat menaklukkan raja-raja India
yang masih ada pada waktu itu, dan juga Bengal. Dalam soal agama, Akbar mempunyai pendapat
yang libral dan ingin menyatukan semua agama dalam satu bentuk agama baru yang
diberi nama Din Ilahi. Akbar juga menerapkan politik Sulakhul (toleransi
Universal) , sehingg semua rakyat dipandangnya sama, tidak dibedakan karena
perbedaan etnis dan agama. Sultan-sultan yang besar setelah Akbar antara lain
Jehangir (1605-1627 M) dengan permaisurinya Nur Jehan, Syah Jehan (1628-1658 M)
dan Aurangzeb (1659-1707 M). Sesudah Aurangzeb adalah Sultan-sultan yang lemah
yang tidak dapat mempertahankan kelanjutan kerajaan Mughal.
B.
Penyebab Kemunduran Umat Islam pada Abad Pertengahan
Kemajuan-kemajaun yang telah berabad-abad lamanya dibangun, runtuh
begitu mudahnya disebabkan oleh para pemimpin yang tidak bertanggung jawab. Faktor
kemunduran Islam terbagi kepada dua faktor (Bang Tegar blogspot), yaitu:
1.
Faktor
internal
a.
Keruntuhan Islam
sering disebabkan oleh para pemimpin yang tidak bertanggungjawab.
b.
Pengkhianatan
yang dilakukan oleh orang-orang yang mengincar kekuasaan.
c.
Kemungkinan
terjadinya desentralisasi dan pembagian kekuasaan didaerah-daerah.
d.
Menerapkan
pajak berlebihan menjadi kebijakan favorit yang dibebankan kepada semua rakyat.
2.
Faktor
eksternal
Faktor ekternal
ini yaitu serangan dari luar Islam. Karena tidak sebandingnya kekuatan
Islam dengan kekuatan orang-orang dari luar Islam yang menyebabkan Islam
pada abad
pertenagahn ini.
C.
Keadaan Daerah-Daerah Islam pada Phase Kemunduran
Keadaan daerah-daerah Islam pada phase kemunduran sangat
memprihatinkan. Pada saat berakhirnya kekuasaan bani Abbasiyah di Baghdad
setelah terbunuhnya khalifah yang terkahir yaitu khalifah al-Mu`tasim kota
Baghdad dihancurkan rata dengan tanah. Dan begitu juga dengan yang terjadi di
Syria bagian utara tepatnya di Halab (Aleppo), wilayah ini dihancurleburkan
oleh Timur Lenk. Banyak bangunan seperti sekolah dan masjid yang dibangun pada
masa Nuruddin Zanki dan Ayyubi dihancurkan.
D.
Keberadaan Tradisi Intelektual Islam pada Abad Pertengahan
Keberadaan tradisi intektual atau ilmuan Islam pada abad
abad pertengahan tidaklah terabaikan. Salah satunya adalah usaha yang dilakukan
oleh raja dinasti ilkhan yaitu Mahmud Ghazan, ia adalah seorang pelindug Ilmu
pengetahuan dan sastra. Ia amat gemar kepada kesenian, terutama arsitektur dan
ilmu pengetahuan seperti astronomi, metalurgi, botani, dan lain sebagainya.
Bahkan ia membangun tempat perguruan tinggi untuk mazhab syafi`i dan Hanafi.
Kemudian membangun perpustakaan dan lain sebagainya.
Meskipun seorang yag sangat kejam, Timur Lenk juga tetap
memperhatikan pengembangan Islam. Kota samarkand diperkayanya dengan
bangunan-bagunan dan masjid yang megah. Dan pada masa dinasti Ilkhan di Mesir,
daerah ini menjadi tempat pelarian para ilmuan dari Baghdad karena serangan
tentara Mongol. Dalam bidang ilmu keagamaan ada nama Ibnu Thaimiyah, Ibnu Hajar
al-Asqalani, dan lain sebgainya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat pemakalah simpulkan sebagai
berikut:
1.
Phase kemunduran Islam pada abad pertengan itu terjadi tahun 1250-1500M,
pada saat rentang wakktu ini terjadi serangan dari bangsa Mongol, yaitu
serangan Hulagu Khan dan Timur Lenk.
2.
Setalahsetelah phase kemunduran di atas terjadi phase kerajaan besar dari
tahun 1500-1800M, yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia,
dan Kerajaan Mughal di India.
3.
Pada phase kemunduran Islam ini keadaan dari daerah-daerah Islam sangat
memprihatinkan, Hulagu Khan dan Timur Lenk tidak menmbantai penduduk tapi juga
menghancurkan kota-kota bersejarah dalam Islam
B.
Saran
Dalam pembuatan makalah ini pemakalah menyadari bahwa banyak sekali
kekurangan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca
yang dapat membangun agar makalah ini bisa menjadi lebih baik. Mudah-mudahan makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca agar dapat difahami dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Fatmawati. 2010. Sejarah Peradaban Islam.
Batusankar: STAIN Batusangkar Press
Mas`us Abdurrahman.2010. Sejarah Peradaban
Islam. Jakarta: Sinar Grafika Offset
Yatim, Badri. 2003. Sejarah Peradaban
Islam. Jakarta: PTRjaGrafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar