Senin, 24 September 2012

Peradaban Islam Abad Pertengahan


Makalah
Sejarah Peradaban Islam II
Tentang
Gambaran Umum Sejarah
Peradaban Islam Abad Pertengahan


Oleh:
Agus Salmi: 11 101 041
                               

Dosen:
Dra. Fatmawati, M.Ag
Yanti Mulia Rosa, SS, M.Ag
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI-B)
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BATUSANGKAR
2012

KATA PENGANTAR


Assalamu`alaikum wr.wb.

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada setiap hamba-Nya. Sehingga dengan rahmat dan hidayah-Nya pemakalah dapat menyelesaikan ini. Shalawat serta salam pemakalah mohonkan kepada Allah SWT agar senantiasa disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan kepada alam yang penuh ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Dalam makalah ini, penulis banyak menemukan kesulitan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan yang ada pada diri penulis. Namum berkat rahmat dan hidayah Allah SWT.  serta bantuan dari berbagai pihak akhirnya pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini.
penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Pemakalah mengharapkan kritikan dan masukan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu`alaikum wr.wb.

Batusangkar, 12 September 2012


Pemakalah



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Sudah menjadi sunatullah bagi manusia sebagai hamba Allah dimuka bumi yang memiliki sifat-sifat kelebihan dan kekurangan, tidak hanya terjadi terhadap manusia saja bahkan kepada makhluk yang lain pun seperti itu. Islam sebagai agama Tuhan yang diturunkan kemuka bumi lewat orang-orang yang dipercaya keshalehannya oleh Tuhan untuk disebarkan di muka bumi dengan tujuan supaya manusia kembali kefitrahnya sebagai makhluk yang menghamba kepadaNya.
Islam pertama kali muncul yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sangat menarik dan santun sehingga banyak orang yang berbondong-bondong masuk Islam (QS: 110: 2), ketika Islam dipimpin para khalifah yang empat, Islam mengalami perluasan-perluasan wilayah, sehingga Islam tidak hanya dianut oleh orang-orang arab dan sekitarnya. Sepeninggalnya para khalifah yang empat Islam dipimpin dinasti umayah yang berfokus pada pembenahan administrasi Negara.
Sedangkan ketika dinasti abbasiyah maju sebagai pimpinan, Islam mengalami kemajuan-kemajuan dalam bidang sains dan teknologi yang diambilkan dari al-Quran yang berkaiatan dengan ayat-ayat kauniyah (alam semesta) yang dipadukan dengan filsafat yunani. Tetapi setelah beberapa abad lamanya Islam mengalami kemunduran sehingga tradisi keilmuan pindah ke negeri barat.
Dalam garis besarnya Islam dibagi ke dalam tiga periode besar yaitu periode klasik, periode pertengahan dan periode modern. Dalam hal ini pemakalah akan membahas dan mengkaji tentang sejarah peradaban Islam pada abad pertengahan.

B.     RUMUSAN MASALAH
            1.      Bagaimana keadaan Islam pada abad pertengahan?
            2.      Apa penyebab kemunduran umat Islam pada abad pertengahan?
            3.      Bagaimana keadaan daerah-daerah Islam pada phase kemunduran?
            4.      Bagaimana keberadaan tradisi intelektual Islam pada abad petengahan?




C.    TUJUAN PENULISAN
            1.      Untuk mengetahui keadaan Islam pada abad pertengahan.
            2.      Untuk mengetahui kemunduran umat Islam pada abad pertengahan.
            3.      Untuk mengetahui keadaan daerah-daerah Islam pada phase kemunduran.
            4.      Untuk mengetahui keberadaan tradisi intelektual Islam pada abad pertengahan.

D.    METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini penulis hanya menggunakan kajian pustaka, yaitu dengan cara meramu dan membandingkan pendapat-pendapat yang ada di buku.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Periode Abad Pertengahan
           1.      Phase Kemunduran
a.       Bangsa Mongol dan Dianasti Ilkhan
Menurut Ahmad Syalabi dalam (Badri Yatim, 2003:111) mengemukakan bahwa bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan, Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang merea bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putra kembar, Tatar dan Mongol. Kedua Putra ini melahirkan dua suku  bangsa besar, Mongol dan Tartar. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan pempimpin bangsa Mongol di kemudian hari.
Pada tahun 1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah sati pintu Baghdad. Dan pada saat itu khalifah terakhir bani Abbasiyyah bernama al-Mu`tasim benar-benar tidak kuasa membendungnya. Dan merupakan akhir dari masa kekuasaan bani Abbasiyyah.
Setelah kekuasaan Bani Abbasiyah berakhir, Baghdad dan daerah-daerah yang ditaklukkan oleh Hulagu Khan  selanjutnya diperintahkan oleh dinasti Ilkhan, Ilkhan adalah gelar yang diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai oleh dinasti ini adalah daerah yang terletak antara Asia kecil di barat dan di India Timur dengan ibu kota Tabriz. Dengan demikian umat Islam dipimpin oleh Hulagu Khan yang beragama Syamanism. Hulagu meninggal pada tahun 1265 M dan diganti oleh anaknya, Abaga (1265-1282 M) yang masuk Kristen, baru rajanya yang ketiga, Ahmad Teguder (1282-1284 M), yang masuk islam.
b.      Serangan-serangan Timur Lenk
Setelah lebih dari satu abad Umat Islam menderita dan berusaha bangkit dari kehancuran akibat serangan bangsa mongol di bawah Hulagu Khan, malapetaka yang tidakmkurang dahsyatnya datang kembali juga dari keturunan bangsa Mongol. Ini berasal dari Dinasti Ilkhan, walaupun sudah memeluk Islam tapi kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat pada diri mereka. Serangan ini dipimpin oleh Timur Lenk.
Pada Tahun 1381 M ia menyerang dan berhasil menaklukkan Khurasan. Setelah itu ia melakukan kenegeri lain dan berhasil menduduki negeri-negeri di Afghanistan, Persia, Fars dan Kurdistan. Disetiap negeri yang ditaklukkannya, ia membantai penduduk yang melakukan perlawanan. Di Sabzawar, Afghanistan, bahkan ia membangun menara yang disusun dari 2000 mayat yang dibalut dengan batu dan tanah liat (Encyclopaedia Americana dalam BadriYatim, 2003:120).
Di wilayah lain yaitu di Isfahan, Iran, ia membantai lebih urang 70.000 penduduk. Kepala-kepala dari mayat-mayat itu dipisahkan dari  tubuhnya  dan disusun menjadi menara (Encyclopaedia Americana dalam BadriYatim, 2003:120). Dari sana ia melanjutkan ekspansinya ke irak, syria dan Anatolia (Turki). Tahun 1393 M ia menghancurkan dinasti Muzhaffari di Fars dan membantai amir-amirnya yang masih hidup. Pada tahun itu pula Baghdad di jarahnya, dan setahun kemudian ia berhasil menduduki Mesopotamia. Penguasa Baghdad waktu itu Sultan Ahmad Jalair, melarikan diri ke Syiria. Ia kemudian menjadi Vassal dari sultan Mesir, Al-Malik Al-Zahir Barquq. Penguasa dinasti Mamalik yang berpusat di mesir ini adalah satu-satunya raja yang tidak mau dan tidak berhasil ditundukkannya. Utusan-utusan Timur Lenk yang dikirim ke Mesir untuk perjanjian damai, sebagian dibunuh dan sebagian lagi diperhinakan, kemudian disuruh pulang ke Timur Lenk, (Hamka dalam Badri Yatim, 2003:120). Menurut Phlip K. Hitti (dalam Badri Yatim, 2003:120) mengemukakan bahwa Timur Lenk kemudian melancarkan invansinya ke daerah Asia kecil menjarah kota Eddesa, Takrit, Mardin dan Amid. Di Takrit tempat kelahiran Salahudin al-Ayyubi ia membangun sebuah piramida dari tengkorak kepala korban-korabnnya.
Pada Tahun 1401 M ia memasuki daerah Syria bagian utara. Tiga hari lamanya Allepo dihancurleburkan. Kepala dari 20.000 penduduk di buat paramida setinggi sepuluh hasta dan kelilingnya dua puluh hasta dengan wajah mayat menghadap keluar. Banyak bangunan sekolah dan masjid yang berasal dari Zaman Nuruddin Zanki dan Ayyubi dihancurkan. Dan Timur Lenk juga menyerang kerajaan Usmani dan peperangan pun terjadi yang dimenangkan oleh pihak Timur Lenk.


c.       Dinasti Mamalik di Mesir
Negeri yang selamat dari serangan-serangan bangsa mongol, baik dari serangan Hulagu Khan mapun Timur Lenk adalah Mesir yang berada di bawah kekuasaan Bani Mamalik. Bani Mamalik adalah bani yang didirikan oleh para budak yaitu jamak dari kata mamluk. Yaitu mereka yang ditawan oleh oleh penguasa pada masa dianasti Ayyubiyah kemudian dididik menjadi tentaranya mereka dikelompokkan sendiri yang terpisah dari masyarakat.
Kemunduran dinasti mamalik disebabkan karena para sultan tidak lagi memperhatikan kesejahtraan rakyatnya mereka lebih mementingkan dirinya sendiri, menerapkan pajak yang sangat memberatkan rakyat.

      2.      Phase Kerajaan Besar
Setelah khalifah Abbasiyah di Bafhdad runtuh akibat serangan tentara Mongol, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaan Islam tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan saling memerangi. Beberapa penginggalan budaya da peradaban Islam banyak yang hancur akibat serang bangsa Mongol. Namun, kemalanga tidak berhenti sampai disitu. Timur Lenk, sebagaimana telah disebutkan bahwa Timur Lenk menghancurkan pusat-pusat kekuasaan yang Lainnya.
a.       Kerajaan Usmani
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah oghuz yang mendiami daerah mongol dan daerah utara negeri Cina.mereka masuk islam sekitar abadkesembilan atau keesepuluh,ketika mereka menetap di Asai tengah. Dibawah tekanan serangan mongol pada abad 13 M, mereka melarikan diri ke arah barat dan mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara mereka, dibawah pimpinan Ertoghrul, mereka mengabdikan diri pada sultan Alaudin II, sultan saljuk yang kebetulan sedang melawan Bizantium. Berkat bantuan mereka, sultan Alauidin mendapat kemenangan. Atas jasa baik itu, Alaudin menghadiahkan sebidang tanah di asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium.
Ertoghul meninggal dunia tahun 1289 M. Kepemimpinan dilanjutkan putranya Usman. Putra Ertoghul yang di anggab sebagai pendiri kerajaan Usmani. Usman memerintah antara tahun 1290 dan 1326 M. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang kerajaan Saljuk dan Sultan Alaudin terbunuh. Kerajakan Saljuk ini kemudian terpecah dalam kerajan-kerajaan kecil. Utsman pun menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerak yang dimilikinya. Sejsk itulsh kerajaan Utsmani berdiri.
Setelah Utsman mengumumkan dirinya sebagai raja besar keluarga Utsman tahun 66 H (1300 M) setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat di perluasnya. Ia menyerang perbatasan Bizantium dan menaklukan kota Broessa tahun 1317, kemudian dijadikan ibukota kerajaan (1326 M).
b.      Kerajaan Safawi
Ketika kerajaan Usani mencapai puncak kemajuannya kerajaan Safawi di Persia baru berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dalam perkembangannya, kerajaan Safawi sering bentrok dengan Turki Usmani.
Kerajaan menyatakan Syiah sebagai mazhab negara. Karena itu, kerajaan ini dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuk negara Iran.
Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang beridiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan. Tarekat ini diberi nama tarekat Safawiyah, didirikan pada waktu yang hampir bersamaan dengan beridirinya kerajaan Usmani. Nama Safawiyah, diambil dari nama pendirinya, Safi al-Din (1252-1334M).
Shafi al-Din berasal dari keturunan orang yang berada dan memilih Sufi sebagai jalan hidupnya. Ia keturunan dari Imam Syi`ah yang ke-6, gurunya bernama Syech Taj al-Din Ibrahim Zahidi (1216-1301M) yang dikenal dengan julukan Zahid al-Gilani.
c.       Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal letaknya di India dan Delhi sebagai Ibukotanya. Berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi. Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M), salah satu dari cucu Timur Lenk. Ia bertekad ingin menguasai Samarkhan yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu. Maka pada tahun 1494 ia berhasil menaklukkannya berkat bantuan raja Ismail I, raja safawi. Pada tahun 1504 M ia juga dapat menaklukkan Kabul, ibukota Afganistan. Kerajaan-kerajaan Hindu di India juga dapat ditaklukkannya. Babur meningal pada tahun 1530 M. diagnti oleh anaknya Humayun.(1530-1556 M) dapat menggabungkan Malwa dan Gujarat ke daerah-daerah yang telah dikuasainya. Humayun meninggal karena terjatuh di tangga perpustakaannya (1556 M), diganti oleh anaknya, Akbar. Akbar (1556-1606 M) dapat menaklukkan raja-raja India yang masih ada pada waktu itu, dan juga Bengal. Dalam soal agama, Akbar mempunyai pendapat yang libral dan ingin menyatukan semua agama dalam satu bentuk agama baru yang diberi nama Din Ilahi. Akbar juga menerapkan politik Sulakhul (toleransi Universal) , sehingg semua rakyat dipandangnya sama, tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama. Sultan-sultan yang besar setelah Akbar antara lain Jehangir (1605-1627 M) dengan permaisurinya Nur Jehan, Syah Jehan (1628-1658 M) dan Aurangzeb (1659-1707 M). Sesudah Aurangzeb adalah Sultan-sultan yang lemah yang tidak dapat mempertahankan kelanjutan kerajaan Mughal.

B.     Penyebab Kemunduran Umat Islam pada Abad Pertengahan
Kemajuan-kemajaun yang telah berabad-abad lamanya dibangun, runtuh begitu mudahnya disebabkan oleh para pemimpin yang tidak bertanggung jawab. Faktor kemunduran Islam terbagi kepada dua faktor (Bang Tegar blogspot), yaitu:
           1.      Faktor internal
a.       Keruntuhan Islam sering disebabkan oleh para pemimpin yang tidak bertanggungjawab.
b.      Pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengincar kekuasaan.
c.       Kemungkinan terjadinya desentralisasi dan pembagian kekuasaan didaerah-daerah.
d.      Menerapkan pajak berlebihan menjadi kebijakan favorit yang dibebankan kepada semua rakyat.
           2.      Faktor eksternal
    Faktor ekternal ini yaitu serangan dari luar Islam. Karena tidak sebandingnya kekuatan Islam dengan kekuatan orang-orang dari luar Islam yang menyebabkan Islam pada abad pertenagahn ini.

C.    Keadaan Daerah-Daerah Islam pada Phase Kemunduran
Keadaan daerah-daerah Islam pada phase kemunduran sangat memprihatinkan. Pada saat berakhirnya kekuasaan bani Abbasiyah di Baghdad setelah terbunuhnya khalifah yang terkahir yaitu khalifah al-Mu`tasim kota Baghdad dihancurkan rata dengan tanah. Dan begitu juga dengan yang terjadi di Syria bagian utara tepatnya di Halab (Aleppo), wilayah ini dihancurleburkan oleh Timur Lenk. Banyak bangunan seperti sekolah dan masjid yang dibangun pada masa Nuruddin Zanki dan Ayyubi dihancurkan.
D.    Keberadaan Tradisi Intelektual Islam pada Abad Pertengahan
Keberadaan tradisi intektual atau ilmuan Islam pada abad abad pertengahan tidaklah terabaikan. Salah satunya adalah usaha yang dilakukan oleh raja dinasti ilkhan yaitu Mahmud Ghazan, ia adalah seorang pelindug Ilmu pengetahuan dan sastra. Ia amat gemar kepada kesenian, terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan seperti astronomi, metalurgi, botani, dan lain sebagainya. Bahkan ia membangun tempat perguruan tinggi untuk mazhab syafi`i dan Hanafi. Kemudian membangun perpustakaan dan lain sebagainya.
Meskipun seorang yag sangat kejam, Timur Lenk juga tetap memperhatikan pengembangan Islam. Kota samarkand diperkayanya dengan bangunan-bagunan dan masjid yang megah. Dan pada masa dinasti Ilkhan di Mesir, daerah ini menjadi tempat pelarian para ilmuan dari Baghdad karena serangan tentara Mongol. Dalam bidang ilmu keagamaan ada nama Ibnu Thaimiyah, Ibnu Hajar al-Asqalani, dan lain sebgainya.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat pemakalah simpulkan sebagai berikut:
1.      Phase kemunduran Islam pada abad pertengan itu terjadi tahun 1250-1500M, pada saat rentang wakktu ini terjadi serangan dari bangsa Mongol, yaitu serangan Hulagu Khan dan Timur Lenk.
2.      Setalahsetelah phase kemunduran di atas terjadi phase kerajaan besar dari tahun 1500-1800M, yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan Kerajaan Mughal di India.
3.      Pada phase kemunduran Islam ini keadaan dari daerah-daerah Islam sangat memprihatinkan, Hulagu Khan dan Timur Lenk tidak menmbantai penduduk tapi juga menghancurkan kota-kota bersejarah dalam Islam
B.     Saran
Dalam pembuatan makalah ini pemakalah menyadari bahwa banyak sekali kekurangan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca yang dapat membangun agar makalah ini bisa menjadi lebih baik. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca agar dapat difahami dengan sebaik-baiknya.

DAFTAR PUSTAKA


Fatmawati. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Batusankar: STAIN Batusangkar Press
Mas`us Abdurrahman.2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Sinar Grafika Offset
Yatim, Badri. 2003. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PTRjaGrafindo Persada